Selasa, 01 Januari 2019

1.Install POM QM for Windows 5.2 dengan cara klik next

2.Klik License File Pada POM QM for windows 5.2 dengan cara klik next

3. Tulis Nama Pada Registration Information POM QM for Windows 5.2 Klik Next

4. Muncul Nama Klik Next

5. Klik Individual Student Or Professor

6. Klik Next

7. Pilih Yes Klik Next

8. Klik Next

9. Tunggu Loadingnya

10.Klik Finish

11. Klik OK

11. Buka QM for Windows 5.2 Klik Project1 Management(Qm)

13. Tulislah Seperti yang dicontohkan Lalu Klik Solve

Rabu, 14 November 2018




                                        PERHITUNGAN AKTIVITAS PERENCANAAN
                                                               PELAKSANAAN
                                                     MANAJEMEN PROYEK RESIKO
                                                            PEMBANGUNAN PABRIK


Hasilnya Seperti ini



                                            BAGIAN AKTIVITAS YANG MENDAHULUI
                                                                        DI PABRIK

























                                                          


                                         BERIKUT STRUKUTUR ORGANISASI AKTIVITAS
                                                                       DI PABRIK
                     











                                  MAKALAH MANAJEMEN PROYEK RESIKO           


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.
 Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam proyek maupun bisnis pada masa kini.
 Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen yang terlibat didalamnya. satu hal yang harus diperhatikan / diutamakan oleh seorang manajer proyek dalam melakukan perencanaan adalah menghitung, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Resiko Proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek (waktu, biaya, ruang lingkup, mutu). Resiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki satu atau lebih dampaknya terhadap manajemen.
            Dan apabila kita garis besarkan secara keseluruhan maka yang dimaksud dengan Manajemen Proyek dan Resiko adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon resiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek atau dapak negatifnya.
Manajemen resiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan. Jika terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi. Manajemen resiko merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari setiap kemungkinan yang merugikan (Ramli, 2010).
A.    Rumusan Masalah
·         Apa yang di maksud dengan Pengertian Sistem Manajemen Resiko Proyek
·         Apa yang di maksud dengan Manajemen Resiko
·         Apa yang di maksud dengan Jenis-Jenis Resiko dan Pengendalian Resiko
·         Apa yang di maksud dengan Proses Manajemen Resiko
B.     Tujuan Penelitian
·         Mengetahui Pengertian Sistem Manajemen Resiko Proyek
·         Mengetahui Manajemen Resiko
·         Mengetahui Jenis-Jenis Resiko dan Pengendalian Resiko
·         Mengetahui Proses Manajemen Resiko
C.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini adalah strategi penanganan resiko dalam proyek, strategi yang tepat akan menambah probalitas tingkat keberhasilan penerapan/proses kegiatan proyek.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sistem Manajemen Resiko Proyek
Sistem berasal dari bahasa Latin “systema” dan bahasa Yunani “sustema” adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga merupakan kesatuan untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energy untuk mencapai suatu tujuan.
Manajemen berasal dari kata bahasa inggris yaitu “manage” yang berarti, mengurus, mengelola, mengendalikan, memimpin. Sedangkan secara epistemology adalah seni melaksanakan dan mengatur. Pengertian manajemen adalah suatu seni dalam ilmu dan proses pengorganisasian seperti perencanaan, pergerakan, dan pengendalian atau pengawasan.
Dalam pengertian manajemen sebagai seni karena seni berfungsi dalam mewujudkan tujuan yang nyata dengan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu yang berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian sehingga memberikan penjelasan yang sebenarnya. Menurut James A.F Stoner, yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi yang lain agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Resiko adalah sebagai suatu konsep dengan beberapa arti, yang pemakaiannya tergantung kepada hubungan-hubungan apa dan displin ilmu dari mana orang memandangnya. Menurut Robert I. Mahr dan Emerson Cammak dalam bukunya (Principle of Insurance) dinyatakan bahwa pengertian resiko “apabila dipergunakan secara longgar, akan berarti mengalami kemalangan atau kebahagiaan”. Resiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah resiko (Risk).
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil. Apakah ini juga tergolong Resiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko.
Proyek adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam waktu tertentu. (Sutrisno dalam Triton,2005:13). Proyek merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat direncanakan, yang didalamnya menggunkan sumber-sumber (input), misalnya : uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefit) atau hasil (return) di masa yang akan dating.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan sistem manajemen proyek merupakan sekumpulan perencanaan untuk mendeteksi dampak positif dan dampak negative di dalam kegiatan pembangunan oleh sebuah lembaga orgnisasi.
B.     Sistem Manajemen Resiko
Secara umum, tujuan Sistem manajemen resiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran resiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan resiko tersebut.  Dalam Sistem manajemen proyek resiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu resiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu resiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
        Sistem manajemen resiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani resiko. Manajemen resiko yang proaktif artinya  menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi resiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan proyek.

        Resiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya resiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi. Per definisi resiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut: 
Riskexposure = risk likelihood x riskimpact

        Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedangkan tingkat kepentingan resiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandingkan dengan suatu  pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.

                  
 Lebih jauh, dalam konteks sistem manajemen proyek, sistem manajemen resiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon resiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.. 
Sistem manajemen resiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, sistem manajemen resiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.

        Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sistem manajemen resiko proyek yakni:
1)      Identifikasi, analisis dan penilaian resiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi resiko.
2)      Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola resiko.
3)      Memastikan bahwa biaya penanganan resiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu resiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya resiko tersebut
Sistem manajemen resiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Sistem manajemen resiko dapat diterapkan di level strategis dan level operasional. Sistem manajemen resiko juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk membantu  proses pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah dengan resiko yang spesifik.
C.     Jenis-Jenis Resiko dan Pengendalian Resiko
Resiko proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadi akan memiliki efek positif atau negatif terhadap tujuan proyek (bisa berupa biaya, waktu, mutu, ruang lingkup). Resiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki satu atau lebih dampak. Resiko memiliki 3 unsur utama didalamnya, dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Jenis-Jenis resiko
 Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis resiko yang  selama ini sudah dikenal orang, yakni:
  1. Resiko Operasional, yakni resiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain misalnya resiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
  2. Resiko Finansial, yakni resiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian resiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk resiko pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
  3. Hazard Risk, yaitu resiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
  4. Resiko stratejik, yaitu resiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Resiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.
Resiko memiliki kategori yang terbagi kedalam dua kategori yang dilihat untuk membedakan dampak yang akan terjadi pada masing-masing resiko, kategori tersebut terdiri dari :
·         Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah resiko bisnis(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Resiko yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif. Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
·         Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
 Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Resiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan resiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya resiko murni kadang dikenal dengan istilah resiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama antara resiko spekulatif dengan resiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk resiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk resiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Pengendalian Resiko
Pengendalian resiko melalui rencana kegiatan program dan tingkatan tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah program untuk pengendalian resiko di masing-masing bagian maupun area organisasi
Pengendalian resiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif  pengendalian resiko, analisis pilihan-pilihan yang ada, rencana pengendalian dan pelaksanaan pengendalian.
Identifikasi Alternatif-Alternatif Pengendalian Resiko
a.       Penghindaran resiko
Beberapa pertimbangan penghindaran resiko :
1.      Keputusan untuk menghindari atau menolak resiko sebaiknya memperhatikan informasi yang tersedia dan biaya pengendalian resiko.
2.      Kemungkinan kegagalan pengendalian resiko.
3.      Kemampuan sumber daya yang ada tidak memadai untuk pengendalian.
4.      Penghindaran resiko lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengendalian resiko yang dilakukan sendiri.
5.      Alokasi sumber daya tidak terganggu.
b.      Meningkatkan probabilita
Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti.
c.       Mengurangi konsekuensi
Alternatif ini melihat kepada dampak dari sebuah proses yang sudah di lakukan, apakah itu dampak positif maupun negative, guna untuk meringankan para pekerja dari resiko yang ada.
d.       Transfer resiko
Alternatif transfer resiko ini, dilakukan setelah dihitung keuntungan dan  kerugiannya. Transfer resiko ini bisa berupa pengalihan resiko kepada pihak kontraktor. Oleh karena itu didalam perjanjian kontrak dengan pihak kontraktor harus jelas tercantum ruang lingkup pekerjaan dan juga resiko yang akan ditransfer. Selain itu konsekuensi yang mungkin terjadi dapat juga di transfer resikonya dengan pihak asuransi.
D. Proses Manajemen Resiko
Proses manajemen resiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola resiko ada beberapa tahapan yakni:
1. Perencanaan Manajemen Resiko. 
        Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen resiko untuk sebuah proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen resiko untuk proyek-proyek tertentu.

        Untuk membuat perencanan manajemen resiko, ada bebrapa hal yang diperlukan, yakni :
a.       Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek.
b.      Kebijakan manajemen resiko,
c.       Susunan peran dan tanggung jawab,
d.      Toleransi stakeholder terhadap resiko, dan
e.       Tamplate untuk rencana manajemen resiko organisasi.
 Output dari perencanaan manajemen resiko adalah Risk Management Plan yang berisi:
·         Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen resiko proyek tertentu
·         Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta pendukung berikut keanggotaan tim manajemen resiko untuk setiap tindakan
·         Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen resiko proyek
·         Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen resiko di sepanjang siklus proyek
·         Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe dan waktu analisis resiko kualitatif maupun kuantitatif.L
2. Identifikasi Resiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi resiko dimulai dengan memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai resiko. Berikutnya adalah pendefinisian resiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap resiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan analisis sumber resiko dan analisis masalah Analisis sumber resiko yaitu analisis resiko dengan melihat darimana resiko berasal.
Ada tiga sumber resiko yang sudah banyak dikenal yakni Resiko internal yakni resiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah analisis resiko  yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.

 Untuk dapat mengidentifikasi resiko setidaknya ada empat metode yang digunakan, yakni :
a.       Identifikasi resiko berdasarkan tujuan  Yaitu resiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara keseluruhan pekerjaan proyek.
b.      Identifikasi Resiko berdasarkan Skenario. Yakni resiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa.
c.       Identifikasi resiko berdasarkan Taksonomi. Yakni resiko dibreakdown berdasarkan sumber resiko dengan menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan resiko yang ada.
d.      Common risk check. Yakni resiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana resiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
3. Analisis Resiko Kualitatif
        Analisis kualitatif salam manajemen resiko adalah proses menilai dampak dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun resiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi resiko sehingga membentuk gambaran resiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon resiko tersebut seandainya terjadi.
4. Analisis Resiko Kuantitatif
        Analisis resiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi resiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan resiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang ditimbulkan.
Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah strategis dalam mengatasi resiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan utama dalam analisis resiko kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.
5. Penanganan Resiko
        Penangan resiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat resiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi resiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis resiko.
Meskipun dalam penanganan resiko dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau simultan misalnya mengurangi resiko sekaligus mengalihkan resiko, namun secara umum, teknik yang digunakan untuk menangani resiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu :
a.       Menghindari resiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki resiko.
b.      Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi resiko yakni dengan melakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek.
c.       Menerima resiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung resiko dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika resiko terjadi. Tranfer Resiko yakni dengan mengalihkan resiko ke pihak lain misalnya dengan membeli asuransi. 
6. Evaluasi resiko
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen resiko dengan membandingkan tingkat resiko terhadap standar yang telah ditentukan, target tingkat resiko dan kriteria lainnya.
Melakukan Evaluasi Resiko, tentukan kriteria yang diduga akan menghambat evaluasi resiko yang akan dilakukan. Hal tersebut ditentukan oleh kesesuaian dan perlakuan resiko yang didasari kegiatan operasional, teknis, dana, hukum, sosial, kemanusiaan atau kriteria lainnya. Biasanya hal tersebut tergantung dari kebijakan internal, tujuan, objektifitas, dan kebijakan organisasi perusahaan.
Kriteria dipengaruhi oleh persepsi internal dan eksternal, serta ketentuan hukum. Sangat penting untuk menyesuaikan kriteria tersebut dengan lingkungan yang ada. Kriteria resiko harus dibuat sesuai dengan jenis resiko yang ada dan level resikonya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem manajemen proyek merupakan sekumpulan perencanaan untuk mendeteksi dampak positif dan dampak negative di dalam kegiatan pembangunan oleh sebuah lembaga orgnisasi.
        Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sistem manajemen resiko proyek yakni:
1)      Identifikasi, analisis dan penilaian resiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi resiko.
2)      Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola resiko
3)      Memastikan bahwa biaya penanganan resiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu resiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya resiko tersebut
·         Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
·         Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Pengendalian resiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif  pengendalian resiko, analisis pilihan-pilihan yang ada, rencana pengendalian dan pelaksanaan pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno dalam Triton,2005:13
James A.F Stoner
Robert I. Mahr & Emerson Cammak, Principle of Insurance
Darmawi, Herman. Manajemen Resiko. Bumi Aksara, 2005.
Artikel “Risk Based Enterprise Asset Management”, Capgemini, Website 2007.