MAKALAH MANAJEMEN PROYEK RESIKO
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata
“Resiko” dan sudah biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan
orang. Resiko merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun
organisasi. Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak
kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya,
dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak
kita antisipasi dari awal.
Resiko dikaitkan
dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa
tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif
organisasi.Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang
atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan
ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah
resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend
utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara
konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam proyek maupun bisnis pada
masa kini.
Pada perencanaan pembuatan
proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen yang terlibat didalamnya.
satu hal yang harus diperhatikan / diutamakan oleh seorang manajer proyek dalam
melakukan perencanaan adalah menghitung, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, resiko yang akan terjadi dalam proses pengerjaan.
Resiko Proyek adalah peristiwa tidak
pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal
satu tujuan proyek (waktu, biaya, ruang lingkup, mutu). Resiko mungkin memiliki
satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki satu atau lebih dampaknya
terhadap manajemen.
Dan
apabila kita garis besarkan secara keseluruhan maka yang dimaksud dengan
Manajemen Proyek dan Resiko adalah proses sistematis untuk merencanakan,
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon resiko proyek. Tujuannya untuk
meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi peluang dan
dampak peristiwa yang merugikan proyek atau dapak negatifnya.
Manajemen
resiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan. Jika terjadi
suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan mengalami
kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan
menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi. Manajemen resiko
merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari setiap kemungkinan yang
merugikan (Ramli, 2010).
A. Rumusan
Masalah
·
Apa yang di maksud dengan Pengertian
Sistem Manajemen Resiko Proyek
·
Apa yang di maksud dengan Manajemen Resiko
·
Apa yang di maksud dengan Jenis-Jenis Resiko dan Pengendalian
Resiko
·
Apa yang di maksud dengan Proses
Manajemen Resiko
B. Tujuan
Penelitian
·
Mengetahui Pengertian Sistem Manajemen
Resiko Proyek
·
Mengetahui Manajemen Resiko
·
Mengetahui Jenis-Jenis Resiko dan Pengendalian
Resiko
·
Mengetahui
Proses Manajemen Resiko
C. Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian ini adalah strategi penanganan resiko dalam proyek, strategi yang
tepat akan menambah probalitas tingkat keberhasilan penerapan/proses kegiatan
proyek.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem Manajemen Resiko Proyek
Sistem
berasal dari bahasa Latin “systema” dan bahasa Yunani “sustema” adalah
sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai
tujuan tertentu. Sistem juga merupakan kesatuan untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energy untuk mencapai suatu tujuan.
Manajemen
berasal dari kata bahasa inggris yaitu “manage” yang berarti, mengurus,
mengelola, mengendalikan, memimpin. Sedangkan secara epistemology adalah seni
melaksanakan dan mengatur. Pengertian manajemen adalah suatu seni dalam ilmu
dan proses pengorganisasian seperti perencanaan, pergerakan, dan pengendalian
atau pengawasan.
Dalam
pengertian manajemen sebagai seni karena seni berfungsi dalam mewujudkan tujuan
yang nyata dengan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu yang
berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian sehingga memberikan
penjelasan yang sebenarnya. Menurut James A.F Stoner, yang mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi yang lain agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Resiko
adalah sebagai suatu konsep dengan beberapa arti, yang pemakaiannya tergantung
kepada hubungan-hubungan apa dan displin ilmu dari mana orang memandangnya.
Menurut Robert I. Mahr dan Emerson Cammak dalam bukunya (Principle of
Insurance) dinyatakan bahwa pengertian resiko “apabila dipergunakan secara
longgar, akan berarti mengalami kemalangan atau kebahagiaan”. Resiko berhubungan
dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh karena
kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau
merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan
ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah resiko (Risk).
Secara umum resiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana
terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi
dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya
kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat
hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan
membeli loterei relatif kecil. Apakah ini juga tergolong Resiko? jawabannya adalah hal ini juga
tergolong resiko. Selama
mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko.
Proyek
adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang memerlukan sejumlah
pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan
tertentu dan dalam waktu tertentu. (Sutrisno dalam Triton,2005:13). Proyek
merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat direncanakan, yang didalamnya
menggunkan sumber-sumber (input), misalnya : uang dan tenaga kerja, untuk
mendapatkan manfaat (benefit) atau hasil (return) di masa yang akan dating.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan sistem manajemen proyek merupakan
sekumpulan perencanaan untuk mendeteksi dampak positif dan dampak negative di
dalam kegiatan pembangunan oleh sebuah lembaga orgnisasi.
B. Sistem
Manajemen Resiko
Secara umum, tujuan Sistem manajemen
resiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik
akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran resiko atau persiapan
rencana kontingensi yang berkaitan dengan resiko tersebut. Dalam Sistem manajemen
proyek resiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan
jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan
proyek. Suatu resiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh
karena itu resiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Sistem manajemen resiko pada proyek meliputi langkah
memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi,
mengevaluasi, memonitoring dan menangani resiko. Manajemen resiko yang proaktif
artinya menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi resiko
serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan proyek.
Resiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya resiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi. Per definisi resiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Resiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya resiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi. Per definisi resiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Riskexposure = risk likelihood x riskimpact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedangkan tingkat kepentingan resiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandingkan dengan suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedangkan tingkat kepentingan resiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandingkan dengan suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Lebih jauh, dalam konteks sistem manajemen proyek, sistem
manajemen resiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi,
menganalisis dan merespon resiko selama umur proyek dan tetap menjamin
tercapainya tujuan proyek..
Sistem manajemen resiko proyek yang baik akan mampu
memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, sistem
manajemen resiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal
memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan
estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sistem manajemen resiko proyek yakni:
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sistem manajemen resiko proyek yakni:
1) Identifikasi, analisis dan penilaian
resiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk
mengantisipasi resiko.
2) Mengalokasikan tanggungjawab kepada
pihak yang paling sesuai untuk mengelola resiko.
3) Memastikan bahwa biaya penanganan resiko
adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan
untuk mengurangi dampak negatif dari suatu resiko realatif lebih rendah atau
sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya resiko tersebut
Sistem manajemen
resiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Sistem manajemen resiko
dapat diterapkan di level strategis dan level operasional. Sistem manajemen resiko
juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk membantu proses pengambilan keputusan ataupun untuk
pengelolaan daerah dengan resiko yang spesifik.
C.
Jenis-Jenis
Resiko dan Pengendalian Resiko
Resiko
proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadi akan memiliki efek
positif atau negatif terhadap tujuan proyek (bisa berupa biaya, waktu, mutu,
ruang lingkup). Resiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila
terjadi memiliki satu atau lebih dampak. Resiko memiliki 3 unsur utama
didalamnya, dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Jenis-Jenis resiko
Menurut IRM (2002), ada
setidaknya 4 jenis resiko yang selama ini sudah dikenal orang, yakni:
- Resiko Operasional, yakni resiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain misalnya resiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
- Resiko Finansial, yakni resiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian resiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk resiko pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
- Hazard Risk, yaitu resiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
- Resiko stratejik, yaitu resiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Resiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.
Resiko
memiliki kategori yang terbagi kedalam dua kategori yang dilihat untuk
membedakan dampak yang akan terjadi pada masing-masing resiko, kategori
tersebut terdiri dari :
·
Resiko spekulatif
Resiko spekulatif
adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan
dan juga dapat memberikan kerugian.
Resiko spekulatif
kadang-kadang dikenal pula dengan istilah resiko bisnis(business
risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi
dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Resiko yang dihadapi
seperti ini adalah resiko spekulatif. Resiko spekulatif
adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga
dapat menimbulkan kerugian.
·
Resiko murni
Resiko murni (pure
risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita
kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan
demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali
ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Resiko murni adalah
sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan
tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan resiko murni adalah
dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu
sebabnya resiko murni kadang
dikenal dengan istilah resiko yang dapat
diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama
antara resiko spekulatif
dengan resiko murni adalah
kemungkinan untung ada atau tidak, untuk resiko spekulatif masih terdapat kemungkinan
untung sedangkan untuk resiko murni tidak
dapat kemungkinan untung.
Pengendalian Resiko
Pengendalian
resiko melalui rencana kegiatan program dan tingkatan tim. Pada tahap ini perlu
dilakukan pengembangan sebuah program untuk pengendalian resiko di
masing-masing bagian maupun area organisasi
Pengendalian
resiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif pengendalian resiko, analisis pilihan-pilihan
yang ada, rencana pengendalian dan pelaksanaan pengendalian.
Identifikasi
Alternatif-Alternatif Pengendalian Resiko
a. Penghindaran
resiko
Beberapa
pertimbangan penghindaran resiko :
1. Keputusan
untuk menghindari atau menolak resiko sebaiknya memperhatikan informasi yang tersedia
dan biaya pengendalian resiko.
2. Kemungkinan
kegagalan pengendalian resiko.
3. Kemampuan
sumber daya yang ada tidak memadai untuk pengendalian.
4. Penghindaran
resiko lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengendalian resiko yang
dilakukan sendiri.
5. Alokasi
sumber daya tidak terganggu.
b. Meningkatkan
probabilita
Digunakan
sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.Kemungkinan dari
kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil
yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas
dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil
yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti.
c. Mengurangi
konsekuensi
Alternatif
ini melihat kepada dampak dari sebuah proses yang sudah di lakukan, apakah itu
dampak positif maupun negative, guna untuk meringankan para pekerja dari resiko
yang ada.
d. Transfer resiko
Alternatif
transfer resiko ini, dilakukan setelah dihitung keuntungan dan kerugiannya. Transfer resiko ini bisa berupa
pengalihan resiko kepada pihak kontraktor. Oleh karena itu didalam perjanjian
kontrak dengan pihak kontraktor harus jelas tercantum ruang lingkup pekerjaan
dan juga resiko yang akan ditransfer. Selain itu konsekuensi yang mungkin
terjadi dapat juga di transfer resikonya dengan pihak asuransi.
D.
Proses
Manajemen Resiko
Proses manajemen resiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola resiko ada beberapa tahapan yakni:
Proses manajemen resiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola resiko ada beberapa tahapan yakni:
1.
Perencanaan Manajemen Resiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana
mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen resiko untuk sebuah proyek.
Dengan mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor
lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis
aktivitas manajemen resiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen resiko, ada bebrapa hal yang diperlukan, yakni :
Untuk membuat perencanan manajemen resiko, ada bebrapa hal yang diperlukan, yakni :
a. Project Charter, yakni dokumen yang
dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu
proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan
sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek.
b. Kebijakan manajemen resiko,
c. Susunan peran dan tanggung jawab,
d. Toleransi stakeholder terhadap resiko,
dan
e. Tamplate untuk rencana manajemen resiko
organisasi.
Output dari perencanaan manajemen resiko adalah Risk
Management Plan yang berisi:
·
Metodologi
yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan
dalam manajemen resiko proyek tertentu
·
Peran
dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta
pendukung berikut keanggotaan tim manajemen resiko untuk setiap tindakan
·
Budget
yang berisi rencana anggaran untuk manajemen resiko proyek
·
Waktu
yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen resiko di sepanjang
siklus proyek
·
Scoring
dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe
dan waktu analisis resiko kualitatif maupun kuantitatif.L
2.
Identifikasi Resiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi resiko dimulai
dengan memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai resiko. Berikutnya adalah
pendefinisian resiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan
mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap resiko dengan melakukan Hasil
utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan analisis sumber resiko dan analisis masalah Analisis sumber resiko yaitu analisis resiko dengan melihat darimana resiko berasal.
Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan analisis sumber resiko dan analisis masalah Analisis sumber resiko yaitu analisis resiko dengan melihat darimana resiko berasal.
Ada tiga sumber resiko yang sudah banyak dikenal yakni
Resiko internal yakni resiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat
dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan
technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah
analisis resiko yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.
Untuk dapat mengidentifikasi resiko setidaknya ada
empat metode yang digunakan, yakni :
a. Identifikasi resiko berdasarkan
tujuan Yaitu resiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu
peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara
keseluruhan pekerjaan proyek.
b. Identifikasi Resiko berdasarkan
Skenario. Yakni resiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat
berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa.
c. Identifikasi resiko berdasarkan
Taksonomi. Yakni resiko dibreakdown berdasarkan sumber resiko dengan
menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah
disusun yang jawabannya akan menunjukkan resiko yang ada.
d. Common risk check. Yakni resiko yang
sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana resiko yang sesuai
dengan proyek yang sedang dikerjakan.
3.
Analisis Resiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen resiko adalah
proses menilai dampak dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses
ini dilakukan dengan menyusun resiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan
proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi resiko sehingga membentuk
gambaran resiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon resiko
tersebut seandainya terjadi.
4.
Analisis Resiko Kuantitatif
Analisis resiko secara kuantitatif merupakan metode
untuk mengidentifikasi resiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi
besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula
matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan resiko
dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak yang
ditimbulkan.
Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah
strategis dalam mengatasi resiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis
kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya
analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif.
Kesulitan utama dalam analisis resiko kuantitatif adalah pada saat menentukan
tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua
peristiwa.
5.
Penanganan Resiko
Penangan resiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk
meminimalisasi tingkat resiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat
diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi resiko dilakukan dengan
menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur yang
diperoleh dari analisis resiko.
Meskipun dalam penanganan resiko
dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan
atau simultan misalnya mengurangi resiko sekaligus mengalihkan resiko, namun
secara umum, teknik yang digunakan untuk menangani resiko dikelompokkan menjadi
beberapa kategori, yaitu :
a. Menghindari resiko yakni dengan
tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang
tidak memiliki resiko.
b. Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi resiko
yakni dengan melakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa
yang tidak diharap. Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk
dipekerjakan di proyek.
c. Menerima resiko yakni tetap
melakukan pekerjaan yang mengandung resiko dengan tidak melakukan perubahan
apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika resiko terjadi. Tranfer Resiko
yakni dengan mengalihkan resiko ke pihak lain misalnya dengan membeli
asuransi.
6. Evaluasi resiko
Proses
yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen resiko dengan membandingkan
tingkat resiko terhadap standar yang telah ditentukan, target tingkat resiko
dan kriteria lainnya.
Melakukan
Evaluasi Resiko, tentukan kriteria yang diduga akan menghambat evaluasi resiko
yang akan dilakukan. Hal tersebut ditentukan oleh kesesuaian dan perlakuan resiko
yang didasari kegiatan operasional, teknis, dana, hukum, sosial, kemanusiaan
atau kriteria lainnya. Biasanya hal tersebut tergantung dari kebijakan
internal, tujuan, objektifitas, dan kebijakan organisasi perusahaan.
Kriteria
dipengaruhi oleh persepsi internal dan eksternal, serta ketentuan hukum. Sangat
penting untuk menyesuaikan kriteria tersebut dengan lingkungan yang ada.
Kriteria resiko harus dibuat sesuai dengan jenis resiko yang ada dan level resikonya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem
manajemen proyek merupakan sekumpulan perencanaan untuk mendeteksi dampak
positif dan dampak negative di dalam kegiatan pembangunan oleh sebuah lembaga
orgnisasi.
Ada tiga hal yang
perlu diperhatikan dalam sistem manajemen resiko proyek yakni:
1) Identifikasi, analisis dan penilaian
resiko di awal proyek secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk
mengantisipasi resiko.
2) Mengalokasikan tanggungjawab kepada
pihak yang paling sesuai untuk mengelola resiko
3) Memastikan bahwa biaya penanganan resiko
adalah cukup kecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan
untuk mengurangi dampak negatif dari suatu resiko realatif lebih rendah atau
sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya resiko tersebut
·
Resiko spekulatif
Resiko spekulatif
adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan
dan juga dapat memberikan kerugian.
·
Resiko murni
Resiko murni (pure
risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Pengendalian
resiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif pengendalian resiko, analisis pilihan-pilihan
yang ada, rencana pengendalian dan pelaksanaan pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno
dalam Triton,2005:13
James
A.F Stoner
Robert
I. Mahr & Emerson Cammak, Principle of Insurance
Darmawi, Herman. Manajemen Resiko. Bumi Aksara, 2005.
Artikel “Risk Based Enterprise Asset Management”, Capgemini,
Website 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar